Bismillahirahmanirrahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Blog ini berisi kumpulan artikel yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Selamat datang dan selamat membaca.

Perang Saudara Kedua Di Negeriku

Sepekan sudah pesta demokrasi kita lewati.
Tapi sampai saat ini kasus demi kasus masih sering berseliweran memenuhi jagat maya dan dunia nyata.
Orang-orang masih saling hujat dan memaki.
Mulai dari bahasa sindiran sampai kata-kata kasarpun keluar dari mulut-mulut mereka.
Inilah bangsaku saat ini.

Perang saudara kedua sedang berlangsung.
Memang tidak separah zaman dahulu yang menggunakan senjata fisik, tapi zaman ini malah lebih canggih lagi.
Fitnah demi fitnah, hujat demi hujat mereka lakukan untuk memuaskan rasa kebenaran yang masing-masing saling merasa benar.
Bila nanti hasil perolehan suara siapa yang akan unggul telah diumumkan secara resmi, akan banyak yang terluka dan akan banyak yang memberontak.
Semoga saja kesuraman bangsa ini akan cepat teratasi.
Pemilu 2019 menyisakan luka dalam dada.


Tulisan ini adalah isi hati yang terkoyak menyaksikan perang saudara kedua di iIndonesia.

Multi Level kecewa

Dalam kehidupan ini kita tentu pernah mengalami perasaan kecewa. Entah itu karena kegagalan dalam perencanaan, tersakiti oleh seseorang yang diluar dugaan, mimpi/cita-cita yang tak kesampaian, bahkan ketika orang yang tidak kenal sama sekali telah menjahati kita. Sakitkah? Pertanyaan itu seharusnya tidak pantas ditanyakan. Tapi tidak baik untuk dipendam. Jawabannya tentu ya. Sangat sakit rasanya hati kita. Terlebih kekecewaan itu disebabkan oleh orang terdekat kita. Tapi tahukah apa itu kecewa dalam arti yang lebih mendalam lagi? Silahkan simak di kbbi.co.id

Setelah membaca pengertian kecewa menurut KBBI di atas, tentunya sudah faham arti dari kata kecewa? Ya, pada intinya kecewa itu suatu hal yang tidak enak alias tidak nyaman. Bahkan kalau bisa diri kita tidak usah menemui kekecewaan dalam hidup ini.

Sayangnya hal itu tak bisa dihindari. Sebagai manusia normal, kita mempunyai segudang keinginan dalam hidup. Ingin bahagia, ingin sehat, ingin lebih baik lagi dan selagi masih ada rasa ingin di dalam diri kita, maka kecewa akan selalu mendampingi.

Lalu apa yang harus kita perbuat? Kembalikan kepada Sang Pencipta. Karena saya Muslim, saya mengembalikannya kepada Allah yang menciptakan saya dan seluruh alam ini. Bila kita tidak berserah kepadaNya, hidup kita akan semakin terpuruk kedalam level kekecewaan yang lebih tinggi lagi.

Kenapa kekecewaan ada levelnya? Alasannya cukup sederhana. Bila kita tidak bisa mengendalikan rasa kecewa, fikiran kita akan terus menterjemahkan rasa kecewa menjadi sikap atau perbuatan. Perbuatan ini biasanya mengarah kepada hal-hal negatif. Akibatnya, rasa kecewa dapat menimbulkan rasa tidak percaya kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Selain itu akan menimbulkan rasa takut atau was-was. Dari permasalahan tersebut, bukan tidak mungkin orang lain dapat tertular kekecewaan dari kita. Dari orang yang kita tularkan rasa kecewa itu, ia akan menularkan lagi kepada orang lain, begitu seterusnya.

hmmm! seperti multy level ya? Tentu saja. Kita ambil contoh: Saya dikecewakan si a. Tentu seterusnya saya tidak percaya lagi padanya dan merasa kapok. Disaat si B mengajak saya kerja sama yang benar-benar membutuhkan andil saya, tetapi dalam persoalan itu si A pun berada pada kelompok si B. Karena saya sudah pernah dikecewakan si A, saya tidak jadi masuk ke dalam keanggotaan si B. Tentu si B yang sangat berharap dengan saya menjadi kecewa atas sikap saya. Bayangkan kalau seterusnya begitu. Tentu bisa-bisa semua orang akan merasa kecewa.

Apa dampak kita mennyerahkan kepada Sang maha pencipta? Tentunya hati kita akan lebih tenang serta fikiran kita dapat dikendalikan. Kalau fikiran sudah terkontrol, rasa kecewa akan berubah menjadi kewaspadaan. Setelah dikecewakan si A, dan ada tawaran dari si B yang ternyata si A masuk kedalamnya, saya menimbang dulu apakah si A akan kembali mengecewakan atau dia sudah berubah atau si B akan bisa mengatasi ulah si A. Dengan begitu, si B tidak akan kecewa kepada saya.

Alasan Saya Membuat Blog

Blog adalah media website yang cocok untuk mengabadikan hasil pemikiran kita dalam bentuk tulisan, gambar, video dan audio. bahkan ada yang menyalin beberapa artikel orang lain yang sayang bila dilewatkan begitu saja. Entah itu memang hobi sebagai plagiator atau memang ingin mendokumentasikan saja. Tapi yang jelas, penggunaan blog tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Jika ditinjau segi positifnya, blog merupakan wadah untuk mengabadikan momen pribadi. Bahkan dari blog juga bisa menambah kenalan, dan menghasilkan pundi-pundi uang. Dengan hobi menulis atau upload gambar, video dan audio, akhirnya banyak yang berminat untuk membuka blog kita. Setelah beberapa hasil pengunjung yang meninggalkan komentar atau tanggapan, mulailah kita berkenalan dan melakukan pendekatan kepada mereka. Dengan terjalinnya hubungan baik antar pengunjung, mulailah kita coba-coba memunculkan iklan atau mempromosikan bisnis kita. Dari sanalah muncul penghasilan. Bahkan ada yang menjadikan media blog sebagai penghasilan tetapnya.

Tetapi bila kita menyalahgunakan blog, akan menimbulkan perseteruan dan pertengkaran yang tentunya sangat tidak bijaksana. Sebagai contoh blog plagiator atau mencuri karya orang lain. Hal ini sangat tercela dan tentunya akan berbuntut jelek pada kita sendiri. Ada juga orang yang menggunakan blog sebagai media penyebar kebencian, fitnah dan lebih keji lagi merusak moral anak bangsa. Sebagai contoh , seseorang yang menampilkan hal-hal berbau sara dan pornografi. Jenis kegiatan itulah yang dapat berdampak negatif pada blog kita.

Dengan menimbang hal di atas, saya mengharapkan sesuatu yang positif pada blog ini. Selain itu, saya ingin berkenalan kepada orang-orang diseluruh dunia maya maupun nyata. Semoga kontens yang kelak akan saya posting dapat bermanfaat bagi kita. Juga dengan munculnya saya ditengah-tengah masyarakat dunia dapat menambah saudara yang saling membantu kepada kebaikan, Bukan saudara yang saling menjatuhkan satu sama lain.